top of page
  • Writer's pictureSepti Peni Wulandani

BELAJAR DARI ARA KUSUMA

Updated: Jan 23, 2022

Ara Kusuma selalu dikenal dengan “SUSU dan SAPI”, Karena memang sejak kecil anak ini paling suka dengan susu dan sapi. Mulai dari mengumpulkan pernak-pernik tentang sapi, minum susu sapi sampai main di pasar sapi bersama para blantik-blantik sapi.



Hal inilah yang memicunya untuk menjalankan project based learningnya di bidang persapian, dengan nama “MOO’S PROJECT”, yang dimulai saat usia 10 th. Aktivitas selengkapnya bisa dilihat disini

Moo’s Project ini dijalankannya selama 4 tahun di desa Sukorejo, Boyolali. Di projek inilah Ara banyak belajar, mulai dari budaya di pedesaan, komunikasi pedesaan, sampai menggerakkan desa incorporation. Tugas utama yang dia lakukan saat itu adalah sebagai integrator, menghubungkan berbagai macam orang hebat untuk meningkatkan kesejahteraan para peternak.

Salah satu contoh, Ara menghubungi dosen peternakan di UNS Solo, Prof Soeharto, untuk hadir di desanya dan memberikan pembinaan ke para peternak. Kemudian kerjasama dengan pemerintahan setempat untuk menyelenggarakan berbagai event pedesaan. Mendatangkan para ahli masak, untuk mengajari cara mengelola susu, agar keluar dari desa tidak dalam kondisi bahan mentah.Mendatangkan para tamu-tamu dari luar untuk berwisata ke desanya. Atas kiprahnya ini Ara terpilih sebagai Young Changemaker 2008, dan harian kompas menulisnya sebagai pelopor di usia muda.


Liputan kiprah Ara di harian KOMPAS

Tugas Bapak Ibu

Tugas saya, ibunya lagi-lagi menemani jalan-jalan ke UNS (Universitas Sebelas Maret) untuk bertemu dengan Prof. Soeharto (yang saya sendiri juga baru kenal saat itu), jalan-jalan ke pasar sapi, meski tidak tahan dengan baunya.Intinya cuma jalan-jalan

Tugas bapaknya , sekali lagi melatihkan struktur berpikir, mengkristalisasikan gagasan, menjadi mentor selama ara menjalani projek.Memanage perasaan saat ara mengalami naik turun emosinya.

Selama menjalankan projek, Ara menjadi semakin paham, ternyata orang-orang Indonesia itu pintar memproduksi tetapi kurang lihai dalam memasarkan. Akhirnya pengalaman ini yang membuat Ara memutuskan untuk mengambil jurusan marketing saat kuliahnya.

Ara Kusuma bersama Dubes RI untuk Singapore dan Atase Pendidikan saat penerimaan beasiswa dari Kaplan

Setelah selesai kuliah, apakah Ara menekuni dunia persapian kembali? sekali lagi saya katakan ternyata TIDAK. Tahun 2016 Ara lulus dari S1 nya dan memutuskan dirinya untuk menjalankan peran INTEGRATOR. Januari 2016 , Ara Kusuma membuat usahanya sendiri dengan nama URtravelearners, bisa dilihat di http://www.urtravelearner.com .

Klien pertamanya adalah 20 siswa dari Korea, yang ingin belajar tentang social enterpreneur di Indonesia. Maka mulailah Ara menjalin hubungan dengan Ashoka Foundation, meminta list para social enterpreneur di Indonesia. Menghubunginya satu persatu, mengarrange aktivitas, membuat janji, dan mendampingi para pelajar Korea berkeliling 12 hari di Indonesia.

Sang mentorpun sudah bukan lagi ayah ibunya, melainkan ada satu orang yang ahli di eco-tourism dan satu lagi di bidang Halal-Tourism, yang menjadi tempat Ara berdiskusi setiap saat menyampaikan gagasannya sebagai sang integrator.


Kehidupannya dari desa ke desa sejak kecil mengantarkan Ara untuk membantu sisi bisnis spedagi yang didirikan oleh pak Singgih Susilo Kartono di temanggung. Lihat situsnya di http://www.spedagi.com . Ara di spedagi ini berkolaborasi dengan Fransisca, seorang sarjana design lulusan dari Universitas di Jepang yang menangani social movement, dan Elan JM, homeschooler, yang menangani IT . Menajamkan peran dan mengasah kekuatan.


Ara dan Sisca bersama spedagi

Ternyata tugas kita sebagai orangtua adalah MENEMANI anak-anak menemukan jalan suksesnya, bukan menjadikan dia sebagai apa, menjudge dengan satu cara sukses, atau bahkan lebih parah menitipkan mimpi kita ke anak-anak.


Berikut adalah video liputan Moo's Project di DAAI TV







17 views0 comments

Recent Posts

See All

Kommentare


bottom of page